top of page
Search

Ulkus Duodenum

Writer's picture: Hilel HodawyaHilel Hodawya

Ulkus duodenum adalah kondisi medis ketika adanya luka terbuka di area lapisan perut, khususnya di dinding usus 12 jari. Ulkus ini memiliki gejala dan penyebab yang serupa dengan kondisi tukak lambung. Baik tukak lambung dan ulkus duodenum sama-sama dikategorikan sebagai ulkus peptikum.


Usus 12 jari adalah bagian awal dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 25-38 cm. Lokasinya terletak di bagian bawah lambung dan berfungsi untuk menghubungkan lambung dengan usus kosong atau yang disebut jejunum.


Saat usus 12 jari terluka, penderita akan merasakan nyeri di perut, tepatnya di ulu hati, dan bisa berujung pada muntah darah. Kondisi ini akan semakin parah apabila penderita mengonsumsi makanan pedas, merokok, dan stres.


Penyebab Ulkus Duodenum


Ulkus duodenum terjadi saat lapisan yang melindungi lapisan lambung dari asam lambung mengalami kerusakan dan menyebabkan luka pada usus 12 jari. Luka tersebut akan menyebabkan seseorang menderita ulkus duodenum.


Kondisi luka akan semakin parah apabila penderita merokok, stres, dan mengonsumsi makanan pedas. Meski begitu, ketiga hal tersebut bukanlah penyebab utama dari kemunculan ulkus duodenum.


Biasanya, luka pada usus 12 jari merupakan hasil dari:

  • Infeksi dari bakteri bernama helicobacter pylori (H. pylori).

  • Konsumsi obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen atau aspirin, khususnya apabila obat-obat tersebut dikonsumsi dalam waktu lama dan dalam dosis tinggi.

Selain itu, ulkus duodenum juga mungkin saja disebabkan oleh penyakit bernama sindrom zollinger-ellison. Penyakit kanker lambung, kanker paru-paru, stroke, dan infeksi paru-paru juga berpotensi menimbulkan kondisi ulkus duodenum.


Di luar konsumsi obat dan penyakit jenis tertentu, ulkus duodenum juga mungkin akan sulit untuk disembuhkan apabila terjadi pada:

  • Stres.

  • Kebiasaan merokok.

  • Kecanduan alkohol.

  • Penderita usia 70 tahun ke atas.

  • Pernah menderita ulkus duodenum sebelumnya.

  • Kebiasaan mengonsumsi makanan pedas.


Konsultasi Dokter Spesialis Tentang Ulkus Duodenum


Penderita ulkus duodenum dapat melakukan konsultasi mengenai gejala yang dialami dengan dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis saluran pencernaan (gastroenterologi). Biasanya, pemeriksaan dilakukan dengan melakukan wawancara medis terlebih dahulu.


Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien. Biasanya, pasien yang sudah pernah menderita ulkus duodenum sebelumnya berpotensi untuk kembali mengalami gejala serupa.

Apabila dokter mencurigai adanya kemungkinan pasien menderita ulkus duodenum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan biasanya berupa:

  • Rontgen, dilakukan dengan mengambil gambar di bagian dalam tubuh, mulai dari kerongkongan sampai ke lambung dan usus 12 jari. Sebelum pemeriksaan, pasien akan diminta untuk menelan cairan yang mengandung barium yang berfungsi untuk memperlihatkan area yang terluka.

  • Gastroskopi, pemeriksaan pada bagian perut dengan menggunakan alat berupa tabung panjang dengan kamera dan cahaya di bagian ujungnya yang bernama endoskop. Gastroskopi dapat mendeteksi penyebab dari luka di usus 12 jari.

Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah ulkus duodenum yang diderita disebabkan oleh virus H. pylori. Pemeriksaan berupa:

  • Tes tinja, dilakukan untuk mengetahui apakah ada pendarahan pada saluran pencernaan. Dokter akan mengambil sampel tinja penderita kemudian diuji selama beberapa hari untuk melihat pertumbuhan bakteri H. pylori.

  • Tes darah, dilakukan dengan melihat antibodi-antibodi yang muncul dan berperan melawan bakteri H. pylori.

  • Tes napas urea, dilakukan guna menilai adanya gas karbondioksida tertentu yang muncul akibat bakteri H. pylori saat penderita menghembuskan nafas.

Pasien dianjurkan untuk segera menemui dokter apabila mengalami gejala yang menyerupai dengan gejala ulkus duodenum, termasuk muntah darah, buang air besar dengan kotoran yang menggelap dan berdarah, serta nyeri perut yang tiba-tiba.


Gejala Ulkus Duodenum


Gejala yang paling umum terjadi pada penderita ulkus duodenum adalah rasa nyeri seperti terbakar pada bagian tengah perut atau di ulu hati. Akan tetapi, pada sebagian penderita, mereka tidak merasakan nyeri, melainkan gejala lain seperti gangguan pencernaan, mulas, dan rasa nyeri.


Gejala nyeri yang disebabkan oleh ulkus duodenum biasanya bisa menyebar dari bagian tengah perut atau ulu hati sampai ke leher, pusar, dan punggung. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, berbeda-beda pada setiap penderita.


Rasa nyeri umumnya akan muncul setelah makan dan saat terbangun di malam hari.

Beberapa gejala lain yang jarang terjadi, namun berpotensi dialami oleh penderita ulkus duodenum adalah:

  • Mulas.

  • Kembung.

  • Mual dan muntah.

  • Gangguan pencernaan.

  • Penurunan berat badan.

  • Kotoran yang menggelap, hitam, dan berdarah.

Gejala-gejala di atas akan semakin parah apabila penderita merokok, konsumsi alkohol, stres, dan mengonsumsi makanan pedas.


Cara Mengobati Ulkus Duodenum


Dengan pengobatan, umumnya ulkus duodenum bisa sembuh dalam kurun waktu satu sampai dua bulan. Metode pengobatan untuk pasien berbeda-beda, tergantung pada faktor yang menyebabkannya.


Pada kasus ulkus duodenum yang tidak terlalu parah, dokter akan memberikan waktu bagi luka di usus 12 jari untuk sembuh dengan sendirinya. Penyembuhan tersebut didukung dengan konsumsi obat bernama proton pump inhibitor (PPI) untuk mengurangi kadar asam di perut.


Apabila dokter menilai ulkus yang dialami disebabkan oleh bakter H. pylori, dokter akan memberikan obat antibiotik yang berfungsi untuk menyerang dan membunuh bakteri. Antibiotik ini akan membantu mencegah ulkus duodenum muncul kembali.


Sementara, jika dokter mencurigai konsumsi obat-obatan anti-inflamasi, dokter mungkin akan menganjurkan untuk mengurangi dosis namun tidak sepenuhnya menghentikan obat yang dikonsumsi.


Pasien ulkus duodenum tidak dianjurkan untuk mengobati gejala seorang diri. Selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan pada pengobatan.

Estimasi Biaya Pengobatan Ulkus Duodenum


Biaya pengobatan ulkus duodenum berbeda-beda, tergantung pada faktor penyebab dan metode pengobatan yang dilakukan.


Untuk menghitung estimasi biaya pengobatan ulkus duodenum di dalam atau luar negeri, tanyakan pada Smarter Health.

Mencegah Ulkus Duodenum


Secara garis besar, ulkus duodenum dapat dicegah dengan menjaga konsumsi obat anti-inflamasi, seperti paracetamol. Perhatikan hal-hal berikut saat mengonsumsi obat anti-inflamasi:

  • Makan terlebih dahulu sebelum konsumsi obat.

  • Jangan mengonsumsi alkohol saat sedang mengonsumsi obat anti-inflamasi.

  • Gunakan obat anti-inflamasi dengan dosis yang paling rendah dan segera berhenti mengonsumsi setelah membaik.

Kondisi ulkus duodenum akan semakin memburuk dan sulit sembuh apabila penderita tidak menjaga kesehatan perut, seperti dengan merokok, mengonsumsi alkohol, dan mengonsumsi makanan pedas. Oleh sebab itu, untuk mencegah ulkus semakin memburuk atau kambuh, hindarilah merokok dan mengonsumsi makanan pedas hanya dalam batas wajar.


Perawatan Pasien Ulkus Duodenum di Rumah


Pasien ulkus duodenum dapat melakukan perawatan di rumah dengan rutin mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter sesuai dengan dosis yang ditentukan. Jangan mencari dan membeli obat sendiri, tetapi konsumsilan obat yang memang telah ditentukan oleh dokter.


Selain itu, perawatan di rumah bisa dilakukan dengan menghindari kebiasaan merokok, mengonsumsi makanan pedas, dan konsumsi alkohol selama beberapa waktu. Ketiga hal tersebut dapat memicu kondisi ulkus semakin buruk dan sulit sembuh.


Usahakanlah juga untuk menghindari stres karena stres dinyatakan berpengaruh pada kondisi ulkus duodenum.

3 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page